LEDAKAN INFORMASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pada masa yang penuh dengan informasi dan teknologi seperti yang sekarang ini, banyak sekali orang-orang yang terpengaruh dengan hal tersebut. Walaupun mungkin ada beberapa orang yang menolak kehadirannya ditengah kehidupan mereka, tetap saja kehidupan sehari-hari mereka tidak bisa lepas dari sesuatu yang berbau informasi dan teknologi.
Sadar maupun tidak sadar, kita dikelilingi oleh teknologi dan informasi yang terus-terusan diperbaharui dan hadir ditengah kita. Sebagai manusia yang tentu saja tidak ingin ketinggalan zaman, khususnya para kaum muda, kita pasti mengikuti dan melakukan hal-hal yang bisa membuat kita selalu up to date dan sadar dengan teknologi dan informasi tersebut.
TEKNOLOGI DAN INFORMASI BAGI PENDIDIKAN ANAK
Sesuai dengan pengalaman yang saya alami, sewaktu saya masih anak-anak, yaitu sekitar umur 10 tahun, saya mendapatkan pendidikan computer. Ini menunjukkan bahwa orangtua saya berharap saya bisa aware dengan teknologi dan saya bisa mendapatkan informasi melalui internet. Tidak banyak orangtua yang menyadari pentingnya mengetahui tentang informasi-informasi yang biasanya tidak didapat di sekolah pada umumnya.
Tapi tentu saja hal yang seperti itu tidak terjadi lagi sekarang. Anak usia 10 tahun dapat mengakses internet dan mendapatkan informasi tanpa harus belajar terlebih dahulu. Hal ini didukung dengan banyaknya teknologi dan gadget yang memudahkan mereka melakukan hal tersebut. Dengan sebuah laptop dan modem, seorang anak SD bisa mendapatkan informasi yang terkadang tidak seharusnya mereka ketahui.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sangat berguna dalam membantu siswa memajukan dirinya sendiri. Dalam buku Educational Psychology (Santrock, 2004), dijelaskan bahwa dengan adanya teknologi, dalam hal ini saya mengambil contoh komputer, siswa akan lebih mudah dalam mengetahui pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya karena mereka dapat melihat secara lebih jelas tentang permasalahan yang dijelaskan dengan gambar yang disajikan dengan computer. Tak hanya itu, teknologi juga berperan dalam penyampaian materi, seperti penggunaan Audio Visual Aid (AVA) (Munir, 2008).
Tentu saja para pengajar haruslah memiliki batasan-batasan dalam penggunaan teknologi serta pemberian informasinya. Pilihlah teknologi yang menyajikan model positif bagi murid (Santrock, 2008). Hal ini akan membuat murid-murid dapat memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan mereka dan tidak terjebak dengan penggunaan teknologi yang salah.
TECHNOLOGY : HELPING OR DEVASTATING?
Setiap hal tentu saja memiliki sisi positif dan negatif. Begitu juga dengan munculnya teknologi dan informasi yang datang secara banyak. Tentu saja semua orang bisa yahu tentang manfaat dari adanya hal-hal tersebut. Tapi banyak juga yang ‘menutup mata’ akan sisi-sisi negatif dari teknologi itu sendiri.
Sesuai dengan sub judul diatas, teknologi dapat disebut membantu jika hal itu mendatangkan hal positif bagi kita. Misalnya, dengan munculnya ponsel-ponsel canggih, kita bisa mengakses internet dimanapun dan kapan pun. Ini merupakan hal positif. Kita bisa mengetahui tentang informasi dan kejadian yang terjadi dibelahan dunia lainnya hanya dengan ponsel yang dilengkapi dengan aplikasi internet.
Selain hal itu, kita bisa mengetahui tentang keadaan teman bahakan saudara kita yang jauh dari kita. Tentu saja melalui facebook yang sekarang sedang menjadi topic hangat. Bahkan terkadang, facebook sangat-sangat mempengaruhi kita. Mungkin ada beberapa orang yang mulai menganggap bahwa dunia maya jauh lebih penting daripada dunia nyata. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya orang yang lebih mementingkan meng-update status di facebook daripada harus belajar atau mengerjakan hal lain.
Dengan banyaknya kemudahan dalam mengakses informasi, banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini. Dibekali dengan otak yang brilian serta ide yang fantastis tapi moralitas yang sangat kurang, orang-orang tersebut memasukkan informasi yang bisa diakses dengan sangat mudah bahkan terkadang tanpa kita minta akan muncul dengan sendirinya. Inilah yang membuat banyak orang terjebak dengan hal tersebut. Masih untung jika yang mengakses adalah orang-orang yang bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akan berbeda hasilnya jika yang mendapatkannya adalah anak-anak yang jelas masih belum tahu banyak. Mereka bisa terpengaruh dan tidak mustahil menjadi rusak karena informasi yang mereka dapatkan itu slah dan mereka tidak seharusnya mendapatkan informasi yang seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. (2004). Educational Psychology, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi. Bandung: Alfabeta