twitter
rss

Mungkin judul diatas akan lebih tepat untuk dijadikan tag lune dari sebuah toko eletronik.. =D
Namun, itulah yang terjadi pada saya. Sebagai orang yang berdomisili di Batam, saya sudah seperti agen elektronik saat kuliah di Medan. Tak jarang teman-teman saya bertanya seputar elektronik kepada saya.
Hanya saja yang menjadi pemikiran saya, kenapa mereka beranggapan bahwa Batam itu surganya elektronik?

Batam adalah salah satu kotamadya di Provinsi Kepulauan Riau. Luasnya hanya 715 km persegi. Walaupun begitu, Batam termasuk kota yang padat penduduknya. Lokasinya sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia. Karena lokasinya yang berdekatan, maka banyak sekali barang-barang impor yang murah disana, jika dibandingkan dengan produk dalam negeri sendiri. Mungkin inilah alasannya mengapa banyak yang mengira elektronik lebih murah di Batam daripada di kota lain.

Ada selentingan-selentingan yang terkadang cukup mengganggu saya, seperti pada percakapan dibawah ini.

Teman : katanya HP murah ya di Batam?
Saya    : ngga juga kok. Sama aja kayak ditempat lain..
Teman : Kalau barang-barang black market, murah ngga?

Inilah yang mengganggu saya. Batam lebih dikenal sebagai pemasok barang-barang black market daripada pariwisata atau hasil alamnya. Sungguh sangat disayangkan. Barang black market (BM) adalah barang-barang yang tidak melalui prosedur yang semestinya. Memang, secara kualitas tak ada bedanya dengan barang biasa. Malah harganya bisa jauh berbeda. Meskipun demikian, barang-barang itu tidak seharusnya kita beli karena itu akan merugikan negara. Tetapi pada zaman seperti ini, hal itu bukanlah masalah besar, selama diri kita tidak dirugikan.

Tapi kalau mau jujur, saya tidak mengerti sama sekali tentang elektronik atau handphone yang murah. Bahkan saya tidak tahu apa-apa saja elektronik sekaranf. Bagi saya, harga itu akan sama disemua tempat. Mungkin akan ada perbedaan, namun tidak akan jauh kalau kita pandai memilihnya.