Untuk Proposal Proyek, klik disini
Hari minggu kemarin saya, Hana dan Lili mengikuti penyuluhan kebersihan di Kampung Nelayan. Sebagai orang yang berasal dari luar Medan, nama itu asing bagi saya. Ternyata itu adalah sebuah perkampungan diseberang Belawan.
Lama juga kami baru tiba disana. Setelah naik angkot selama satu jam lebih, kami masih harus menyebrangi laut untuk sampai ke lokasi. Perjalanan dengan sampan itu tidak mengerikan, tapi berjalan dengan titi (jembatan) kayu yang sepertinya lapuk cukup membuat saya ketakutan. Apalagi kami harus berjalan cukup jauh untuk mencapai sampan yang akan membawa kami ke lokasi.
Sesampainya disana, kami disambut dengan para panitia yang sudah menunggu kedatangan kami. Tapi bukan hanya itu. Banyak anak-anak kecil yang sudah hadir disana. Pikiran pertama yang muncul dikepala saya, “Aduh… Kenapa bnayak anak kecil?”
Saya tidak bisa protes. Jadi, saya hanya bisa pasrah dengan suasana penuh anak kecil yang berlari dan berteriak sana sini. Saya pun dibawa kerumah yang akan menjadi tempat tinggal saya selama disana. Ternyata, rumah itu cukup jauh dari tempat kami tiba. Melewati titi kayu (lagi!) yang sekarang lebih mengerikan dan ditambah lagi bergoyang jika ada yang melewatinya.
Akhirnya saya tiba di rumah Ibu Saodah, seorang ibu muda dengan 2 anak laki-laki, Ial dan Ijal. Untunglah dia cukup ramah sehingga membuat saya betah. Apalagi saya disuguhi kepiting pedas manis sebagai makan malamnya. Makanan yang mewah untuk anak kos seperti saya.
Esoknya, setelah sarapan pagi, saya harus melakukan kerja bakti membersihkan lingkingan dikampung itu. Buakn pekerjaan yang mudah karena hampir semua rumah disana penuh dengan sampah. Berkantong-kantong platik sampah sudah terkumpul tapi itu baru seperempat dari kampong tersebut. Masyarakat disana kurang peka dengan kebersihan. Mereka berpikir nantinya sampah-sampah itu akan terbawa jika arus pasang.
Tapi, ada satu hal yang mengubah paradigm saya tentang anak-anak kecil. Selama ini dalam pikiran saya, anak kecil identik dengan suara berisik, tangisan memuakkan, kenakalan, pokoknya hal-hal buruk lainnya. Ternyata pikiran kita bisa menipu diri kita sendiri.
Disana saya berkenalan dengan banyak sekali anak kecil. Mereka semua ramah-ramah dan tak segan membantu kami membersihkan sampah-sampah. Namun, ada 3 orang anak yang cukup dekat dengan saya pada waktu itu. Ternyata mereka bertiga bersaudara. Ada Nisma, Bobo dan Iwan. Tak tahu kenapa tapi kami bertiga menjadi akrab. Walaupun Nisma dan Bobo baru berusia 10 dan 9 tahun, tapi mereka bisa menjaga Iwan dengan baik. Saya sendiri saja tidak yakin bisa menjaga adik saya seperti itu.
Ki-Ka : Hana, Iwan, Saya, Bobo Nisma
Padahal sebelumnya saya tidak suka didekati oleh anak kecil. Tapi pada hari itu, saya tak segan menggendong Iwan yang tidak mau berjalan sendiri. Sampai pada akhirnya Iwan mengikuti saya pulang untuk mandi. Padahal rumahnya dan rumah saya tinggal itu cukup jauh. Tapi dia terus memegangi tangan saya. Saya jadi tak tega dan akhirnya saya ajak juga dia kerumah. Setelah saya mandi, saya antar dia kerumah. Untuglah dia mau tinggal dirumah dan tidak mengikuti saya lagi.
Nice experience, new paradigm. Selalu yang pertama buat semuanya. Dari pengalaman ini saya ingin berbagi. Berkenlan dengan orang asing tidaklah sulit. Bekerja sama dengan yang lebih muda atau anak-anak juga bukan hal yang buruk. Mungkin, untuk tugas proyek nati, bekerja dengan anak-anak akan menyenangkan.
Bagaimana menurut kalian?
Pak Mardi memelihara dua ekor ayam. Ada seekor ayam yang bertelur disebuah peternakan dan ayam biru tersebut menghasilkan 19 telur dan setengahnya busuk. Pak Mardi murung karena kegagalan tersebut sehingga tidak memperhatikan ayam yang satunya lagi.
Sampai suatu hari, seekor ayam yang lepas dari kandang Pak Mardi berlari ke rumah Tina yang memeliki 10 ekor kucing. Pak Mardi semakin murung. Maka dua hari setelah kejadian itu, Pak Mardi berkata kepada anaknya, "Ayah ingin beternak ikan, maka kemarin Ayah membeli 18 telur ikan."
Hana Zafirah Ardani (09-009)
Qisty Anindiati S (09-019)
Farah Oktamurdiantri (09-085)
Testimonial :
Menggabungkan 3 kalimat yang sama sekali tidak ada hubungannya bukan pekerjaan gampang.
Ditambah lagi kami harus menceritakan dan menjawab pertanyaan yang kebanyakan tidak ada hubungannya dengan cerita.
Tapi tentu saja kami bisa menjawab semua pertanyaan dengan (cukup) baik. Walaupun ada beberapa pertanyaan seputar hal-hal yang menyangkut dengan logika.
"19 telur kalo setengahnya busuk berapa?"
"Emangya kalo mau ternak ikan beli telur ikan?"
"Gimana nasib ayam yang lari kerumah Tina?"
Well, intinya semua bisa dilakukan asal ada kreatifitas dalam diri masing-masing. Tinggal kita yang bisa mengolah kreatifitas tersebut dengan baik atau tidak.
Ya kan?
LEDAKAN INFORMASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pada masa yang penuh dengan informasi dan teknologi seperti yang sekarang ini, banyak sekali orang-orang yang terpengaruh dengan hal tersebut. Walaupun mungkin ada beberapa orang yang menolak kehadirannya ditengah kehidupan mereka, tetap saja kehidupan sehari-hari mereka tidak bisa lepas dari sesuatu yang berbau informasi dan teknologi.
Sadar maupun tidak sadar, kita dikelilingi oleh teknologi dan informasi yang terus-terusan diperbaharui dan hadir ditengah kita. Sebagai manusia yang tentu saja tidak ingin ketinggalan zaman, khususnya para kaum muda, kita pasti mengikuti dan melakukan hal-hal yang bisa membuat kita selalu up to date dan sadar dengan teknologi dan informasi tersebut.
TEKNOLOGI DAN INFORMASI BAGI PENDIDIKAN ANAK
Sesuai dengan pengalaman yang saya alami, sewaktu saya masih anak-anak, yaitu sekitar umur 10 tahun, saya mendapatkan pendidikan computer. Ini menunjukkan bahwa orangtua saya berharap saya bisa aware dengan teknologi dan saya bisa mendapatkan informasi melalui internet. Tidak banyak orangtua yang menyadari pentingnya mengetahui tentang informasi-informasi yang biasanya tidak didapat di sekolah pada umumnya.
Tapi tentu saja hal yang seperti itu tidak terjadi lagi sekarang. Anak usia 10 tahun dapat mengakses internet dan mendapatkan informasi tanpa harus belajar terlebih dahulu. Hal ini didukung dengan banyaknya teknologi dan gadget yang memudahkan mereka melakukan hal tersebut. Dengan sebuah laptop dan modem, seorang anak SD bisa mendapatkan informasi yang terkadang tidak seharusnya mereka ketahui.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sangat berguna dalam membantu siswa memajukan dirinya sendiri. Dalam buku Educational Psychology (Santrock, 2004), dijelaskan bahwa dengan adanya teknologi, dalam hal ini saya mengambil contoh komputer, siswa akan lebih mudah dalam mengetahui pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya karena mereka dapat melihat secara lebih jelas tentang permasalahan yang dijelaskan dengan gambar yang disajikan dengan computer. Tak hanya itu, teknologi juga berperan dalam penyampaian materi, seperti penggunaan Audio Visual Aid (AVA) (Munir, 2008).
Tentu saja para pengajar haruslah memiliki batasan-batasan dalam penggunaan teknologi serta pemberian informasinya. Pilihlah teknologi yang menyajikan model positif bagi murid (Santrock, 2008). Hal ini akan membuat murid-murid dapat memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan mereka dan tidak terjebak dengan penggunaan teknologi yang salah.
TECHNOLOGY : HELPING OR DEVASTATING?
Setiap hal tentu saja memiliki sisi positif dan negatif. Begitu juga dengan munculnya teknologi dan informasi yang datang secara banyak. Tentu saja semua orang bisa yahu tentang manfaat dari adanya hal-hal tersebut. Tapi banyak juga yang ‘menutup mata’ akan sisi-sisi negatif dari teknologi itu sendiri.
Sesuai dengan sub judul diatas, teknologi dapat disebut membantu jika hal itu mendatangkan hal positif bagi kita. Misalnya, dengan munculnya ponsel-ponsel canggih, kita bisa mengakses internet dimanapun dan kapan pun. Ini merupakan hal positif. Kita bisa mengetahui tentang informasi dan kejadian yang terjadi dibelahan dunia lainnya hanya dengan ponsel yang dilengkapi dengan aplikasi internet.
Selain hal itu, kita bisa mengetahui tentang keadaan teman bahakan saudara kita yang jauh dari kita. Tentu saja melalui facebook yang sekarang sedang menjadi topic hangat. Bahkan terkadang, facebook sangat-sangat mempengaruhi kita. Mungkin ada beberapa orang yang mulai menganggap bahwa dunia maya jauh lebih penting daripada dunia nyata. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya orang yang lebih mementingkan meng-update status di facebook daripada harus belajar atau mengerjakan hal lain.
Dengan banyaknya kemudahan dalam mengakses informasi, banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini. Dibekali dengan otak yang brilian serta ide yang fantastis tapi moralitas yang sangat kurang, orang-orang tersebut memasukkan informasi yang bisa diakses dengan sangat mudah bahkan terkadang tanpa kita minta akan muncul dengan sendirinya. Inilah yang membuat banyak orang terjebak dengan hal tersebut. Masih untung jika yang mengakses adalah orang-orang yang bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akan berbeda hasilnya jika yang mendapatkannya adalah anak-anak yang jelas masih belum tahu banyak. Mereka bisa terpengaruh dan tidak mustahil menjadi rusak karena informasi yang mereka dapatkan itu slah dan mereka tidak seharusnya mendapatkan informasi yang seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. (2004). Educational Psychology, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi. Bandung: Alfabeta
Dengan dibuatnya blog dan email sebagai bagian media pembelajaran dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan membuat para mahasiswa lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Selain itu dengan blog dan email mahasiswi lebih mengetahui teknologi dan tidak “gaptek” lagi menghadapi era globalisasi yang mana dizaman sekarang sudah lebih dipermudah dengan fasilitas teknologi yang telah ada. Mahasiswa yang tadinya tidak tahu bahkan tidak mengenal blog menjadi lebih maju dan tahu tentang teknologi yang ada sekarang, karena dengan adanya blog dan apabila mata kuliah psikologi pendidikan ini berakhir maka mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan bakat mereka dengan menjadikan blog sebagai ladang usaha bisnis,contohnya.
Dengan ditugaskannya untuk memiliki blog serta e-mail, mahasiswa diajarkan untuk memahami hal-hal berikut :
- Learning to know
Para mahasiswa diharapkan untuk dapat mengetahui tentang manfaat blog dan e-mail dalam pembelajaran, terutama pada zaman dimana teknologi sedang berkembang maju.
- Learning to do
Belajar untuk membuat blog dan e-mail sebagai media untuk pembelajaran atau untuk keperluan lainnya.
- Learning to live together
Dengan adanya blog atau e-mail, mahasiswa bisa saling berbagi informasi dengan temannya yang lain serta menjadikannya sebagai media untuk bertukar pikiran.
- Learning to be
Menjadikan blog dan e-mail menjadi bagian dari hudup mahasiswa sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya dan lingkungannya.
Penggunaan blog dan e-mail sebagai bagian dari metode pengajaran merupakan bagian dari salah satu pendekatan teknologi didunia pendidikan yaitu Integrating Approach. Pendekatan ini ditandai dengan adanya fasilitas-fasillitas yang mendukung pengguanaan teknologi. Pada pendekatan ini juga ditandai dengan penggunaan kurikulum yang menggabungkan dunia teknologi denga pendidikan.
Sebagai mahasiswa, tentu saja kami menganggap dan kami menyambut adanya blog dan e-mail dengan respon yang positif karena kami juga menyadari pentingnya penggunaan teknologi sebagai bagian dari hidup, dimulai dari pembuatan blog dan e-mail. Tentu saja tidak semua orang beranggapan sama. Tapi ini adalah suatu langkah yang bisa membuat kita semakin sadar akan pentingnya teknologi pada saat seperti ini.
Nama Kelompok :
Alhamdulillah.. =D
Akhirnya saya bisa juga nulis di blog ini walaupun dalam keadaan 'meminjam' laptop dan modem kakak saya (mungkin lebih tepat dibilang mememohon).
Mungkin dalam posting pertama dan dalam edisi coba-coba ini saya ngga banyak bicara dulu..
Soalnya setelah ini akan ada banyak tugas-tugas dan posting-postingan saya.
Well, once again..