Dalam merencanakan pendidikan bagi orang dewasa, ada komponen-komponen yang membentuknya. Ada 8 komponen yang menyusunnya menurut Rahman (dalam Suprijanto, 1989). Bagaimana jika salah satu dari komponen itu tidak terpenuhi? Apakah akan terjadi ketimpangan dalam perencanaan pendidikan orang dewasa?
Komponen perencanaan pendidikan bagi orang dewasa menurut Rahman (dalam Suprijanto, 1989) ada 8, yaitu :
1. Peserta didik. Peserta didik dalam pendidikan orang dewasa sangat beragam, baik dari segi umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan maupun pengalaman hidup. Hal ini adalah suatu hal yang harus diperhatikan bagi para fasilitator.
2. Tujuan belajar. Tujuan belajar ini lebih dititikberatkan pada peningkatan keterampilan peserta didik. Keterampilan yang diajarkan adalah keterampilan praktis yang cukup untuk memenuhi kehidupannya.
3. Sumber belajar (pembimbing). Pembimbing atau fasilitator hendaknya orang yang berasal dari kalangan masyarakat itu sendiri. Biasanya jika fasilitator dari masyarakat itu diharapkan lebih mengenal masyarakat itu sendiri.
4. Kurikulum. Kurikulum untuk pendidikan orang dewasa ini sangat sederhana dan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah setempat. Kemudian hal yang diajarkan mengandung pengetahuan dasar dan praktis.
5. Organisasi pelaksana. Dalam membuat organisasi pelaksana, hal-hal yang harus dipikirkan adalah siapa pelaksananya, kegiatan apa yang akan dilakukan, susunan personalia organisasi itu, perlengkapan, sumber dana serta penanggungjawabnya.
6. Kondisi masyarakat setempat. Saat menyusun perencanaan, kondisi masyarakat hendaknya diperhatikan, karena jika tidak maka dikhawatirkan akan terjadi ketidaksesuaian.
7. Kemanfaatan langsung. Program pelaksanaan hendaknya berhubungan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
8. Struktur organisasi. Perlu dihindari struktur organisasi yang rumit agar lebih mudah dalam mengelolanya.
Jika salah satu komponen diatas tidak terpenuhi, maka dikhawatirkan terjadi ketimpangan dalam merencanakan pendidikan bagi orang dewasa, walaupun tidak berarti bahwa pendidikan orang dewasa itu gagal dilakukan. Komponen diatas telah dibuat agar pendidikan orang dewasa dapat terlaksana dengan baik dan memenuhi kebutuhan para peserta didik.
Sebagai contoh, jika seandainya tidak ada organisasi pelaksana yang mengatur seluruh rancangan pendidikan orang dewasa itu. Walaupun masih bisa terlaksana, akan sangat sulit dilakukan saat terjadi masalah, misalnya masalah dalam perlengkapan. Saat tidak ada yang bertanggung jawab pada perlengkapan pengajaran, maka kecil kemungkinan pendidikan orang dewasa itu dapat berjalan sesuai apa yang diinginkan.
Memang sebaiknya komponen yang menyusun dalam perencanaan pendidikan orang dewasa ini terpenuhi seluruhnya agar tidak terjadi ketimpangan atau masalah yang dapat mengganggu pelaksanaan pendidikan orang dewasa ini.
Daftar Pustaka
Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara